Bianca bersandar di bahu sang papa. Ia meluapkan segala lelahnya setelah berjuang mendapatkan Seno dan hartanya. Namun, semua perjuangannya gagal total. Yang ia dapatkan hanyalah kepahitan dan kesengsaraan.
"Pah, papa tau kan kalau aku sangat suka dengan masak. Papa juga tahu kan kalau aku sangat menyukai Seno. Jadi jangan meledek seperti itu lagi dong, pah. Bianca sudah cukup malu dengan kejadian kemarin. Bianca so berani menunjukkan kalau Bianca akan bisa mendapatkan harta Dristamto Xei, tapi …" Bianca menggantungkan ucapannya.
"Sudah cukup, Bi. Kamu tidak perlu malu. Papa yakin kalau kamu bisa memimpin pelatihan nanti. Tapi kamu harus janji dulu sama papa, kamu harus bisa menjadikan pelatihan itu sebagai pelatihan terbaik melebihi pelatihan yang sekarang sedang dikuasai oleh Bram." tutur Zarius.