Dari sini Naya semakin berani. Ia sengaja memeluk Asih agar Dito lebih merasa cemburu. Tidak ada yang mau bicara setelah ini, karena si jagoan sudah terlelap ketika ASI-nya habis setengah botol.
"Haus banget nih bocah kayaknya." ledek Dito sambil menggelengkan kepalanya beberapa kali. Sebelumnya ia tidak pernah melihat seorang bayi meminum susu secepat itu, karena ia pun tidak pernah melihat bayi minum susu melalui dot.
"Heh, bocah, bocah. Itu anak gue, ya." ketus Naya dengan tatapannya yang melesat tajam.
Dito memajukan bibirnya beberapa senti, kemudian ia memberikan si jagoan pada Asih. Tanpa berpamitan pada Naya, ia berlalu dengan gaya jalannya yang membuat Naya semakin kesal.
"Menyebalkan, Dito."
Di dua hari berikutnya, Naya tidak ada jadwal mengajar. Ia memutuskan untuk pergi bersama Asih ke rumah ibu mertuanya. Ia ingin mengobrol banyak disana, dan akan makan bersama. Tentu dengan hasil masakannya.