"Dit, Lo mau pulang sekarang, 'kan?!" tanya Naya.
"Sebenarnya sih gak mau pulang. Tapi kayaknya pulang deh untuk sekarang, soalnya yang punya rumah masih belum memberi izin. Nanti kalau udah dikasih izin, seharian aku gak akan kemana-mana." Dito malah meledek.
"Gue nanya beneran, Dito." intonasi Naya semakin meningkat naik. Ia tidak tahu harus bertanya seperti apa kepada Dito. Dito sudah seperti nenek-nenek yang rempong. Perlu kesabaran untuk menjadikan dirinya paham.
Setelah meninggikan intonasi bicaranya, Dito jadi penurut. Ia menjawab pertanyaan Naya dengan benar, sesuai dengan apa yang ditanyakannya. Dito memang akan pulang, meskipun di rumah tidak ada aktifitas apa-apa. Ia lakukan itu karena tidak mau menjadi beban bagi Naya. Inginnya ia menghabiskan waktu bersama Naya, tapi Naya masih butuh waktu.
"Iya Naya Hunaisi Azzahra, calon istrinya Dito. Aku mau pulang, kamu mau ikut?"