"Ma, maaf. Apa Naya harus pergi dari rumah ini? Karena Seno sudah tidak ada, apa itu berarti Naya bukan lagi sebagai menantu mama?!"
Akhirnya Naya mempertanyakan apa yang sejak tadi ia ingin tanyakan. Berat rasanya mempertanyakan itu, tapi ia harus segera menuntaskannya agar hatinya bisa tenang.
"Sayang… ko ngomongnya kaya gitu? Tidaklah. Kamu tetap anak mama, kamu tetap menantu kesayangan mama dan papa. Rumah ini adalah rumah kalian selama hidup, dan jika salah satunya tidak ada, rumah ini akan menjadi milik kalian. Kamu tidak perlu pergi kemana-mana. Kamu masih menjadi keluarga Dristamto Xei, sampai kapanpun." Fania menggenggam tangan Naya dengan erat.
Mana bisa Fania membiarkan Naya pergi dari rumah anaknya. Meskipun anaknya sudah tidak ada, tapi ia sangat menyayangi Naya. Sayangnya tulus, ia tidak akan mengizinkan Naya angkat kaki.