"Apa, koma?!"
Seketika Naya langsung pingsan saat dokter mengatakan hasil pemeriksaannya. Tidak hanya Naya yang pingsan, Fania pun ikut terkulai lemah di dekapan Bram. Ada rasa kasihan di dalam hati sang dokter, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa selain mengatakan keadaan yang sejujurnya.
"Bu, maaf. Lebih baik Naya dibawa saja ke ruangannya." titah Bram pada Asih.
"Dito, tolong bawa juga cucuku bersama ibunya. Jangan pisahkan mereka. Dan Rafael, kamu bisa bantu bawakan tas istriku?" lanjutnya. Rafael mengangguk setuju. Ia langsung mengambilnya dan mengekori Bram di belakang.
Meskipun sebenarnya Bram juga rapuh, tapi ia tidak bisa melemah karena istrinya sangat butuh sandarannya. Dengan itu ia berusaha kuat dan menerima apa yang sudah terjadi dengan anaknya.