"Naya, sudahlah. Buat apa kamu memberikan uang itu. Ayah kamu bertanggung jawab atas anaknya sendiri. Kamu tidak perlu terus-terusan membantu ayah yang nantinya malah akan semakin merendahkan kamu. Aku tahu kamu sangat kecewa dengan sikap ayah yang seperti tadi. Jadi aku mohon stop kasih perhatian berlebih pada ayah." titah Seno saat mereka sudah ada di dalam mobil yang sama.
"Mas, bagaimanapun sikapnya dia itu adalah ayahkum ayah kandungku. Aku tidak bisa menjadi anak yang durhaka, apalagi anak yang membalas sikap orang tuanya yang tidak baik. Aku mohon mas, izinkan aku. Aku percaya jika ayah akan berubah. Percaya itu." jawab Naya penuh bujukan.
Mau tidak mau Seno membiarkannya. Ia memberinya izin dengan hati yang tidak sepenuhnya tulus. Seno ingin tulus, tapi entah kenapa saat ini hatinya tidak berpihak pada perintahnya.