Ujian memasak di alam terbuka belum juga dimulai. Itu karena mereka sedang menunggu Trimus yang sedang membawa Sisil ke tempat pelatihannya. Hal ini menjadi kesempatan Naya untuk mengobrol dengan Dito. Mencari tahu kenapa Dito bisa sampai datang dan menggagalkan aksi Sisil.
"Emangnya Lo mau pas buka laci terus yang nyantol bukan piring atau wajan, itu ular, Nay! Lo bisa mati kena gigitannya." ketus Dito.
Naya menatapnya dengan tajam saat Dito berbicara ketus seperti itu. Padahal ia bertanya baik-baik, nada bicaranya pun tidak tinggi.
"Dit, gue tanya baik-baik, ya. Ko Lo jadi ngegas gini sih?! Gak suka, gue." kedua sudut bibir Naya menekuk.
"Karena gue peduli sama Lo, Nay! Gue gak mau Lo kenapa-napa," sahut Dito dengan cepat. Suaranya yang tinggi membuat Aisya, dan teman-temannya yang lain menoleh ke belakang. Ke tempat di mana Naya dan Dito berada.