"Papi, apa yang kamu lakukan?!" Fania benar-benar tidak tahu kenapa suaminya sampai melakukan itu padahal foto-foto yang dihapus akan sangat bermanfaat karena itu menjadi sebuah memori yang bisa dikenang untuk di masa depan.
"Tidak ada yang harus dikasihani lagi, wanita ini tidak bisa ditoleransi. Papi juga akan meminta pak Rizki untuk membuang semua foto-foto yang terdapat wajah Bianca. Aku gak mau perusahaanku ternodai oleh penghianat seperti dia."
Fania tidak bisa mengelak lagi, untuk sekarang diam nyatanya lebih baik. Jika tidak bisa diam, maka siap-siap ia akan mendapatkan ocehan suaminya yang selalu beda dari ocehan suami lainnya.