"A-apa?! Apa tuan akan mempertemukan saya dengan Naya?" tanya Bianca gugup.
"Tentu, coach Bianca. Saya akan menyelesaikan masalahnya langsung." jawabnya yakin.
Ketika mendengar itu, selain takut Bianca juga merasa ini adalah kesempatan baginya untuk menanamkan memori menyedihkan kepada Naya. Agar Naya melemah dan ia bisa bertindak sesuka hatinya. "Kebetulan, bagaimana kalau setelah meeting saya yang menghampiri Naya di rumah sakit. Kebetulan teman sekelas Naya ingin menjenguknya, dan saya akan datang sebagai pembimbing mereka sambil menyelesaikan masalah ini." ucap Bianca kembali berdrama.
Bram menggeleng, "Naya sedang istirahat, sepertinya saya tidak ingin membahas masalah ini sekarang juga. Tapi jika nanti kondisi Naya sudah membaik dan bahkan pulih, saya akan mengundang anda untuk menyelesaikan ini." ucap Bram yang kurang setuju.