"Naya, ada yang menjengukmu ke sini?!"
Di siang hari Seno datang sambil membawa bingkisan tote bag berwarna cokelat, ia masuk hanya seorang diri karena Bram sedang pergi ke pelatihan untuk memastikan keadaan Bianca. Lebih tepatnya memastikan keberadaan kalung yang masih ada di lehernya atau tidak.
"Iya, mas. Tadi ada teman-teman dari rumah papa." jawab Naya.
"Teman-teman?! Siapa itu?" tanya Seno yang tidak paham dengan ucapan Naya.
Kedua bodyguard wanitanya yang masih ada di sana langsung bangkit dan perlahan pamit keluar karena mereka takut mengganggu. "Naya, siapa teman-teman itu?" tanya Seno lagi. Setahu Seno Naya tidak pernah memiliki teman selain Dinda, tapi kali ini kenapa Naya bisa mengatakan lain?
"Itu, mas. Namanya...," Naya pun menyebutkan nama-nama para pelayan yang datang tadi pagi. Sontak Seno menggeleng sambil tertawa, "Naya, sebut saja pelayan di rumah papa. Kamu sulit untuk mengatakan itu?!" Seno penasaran.