Kedua mata Seno mengerjap saat pipinya terasa ada yang mengelus, lalu ia pun langsung bangkit saat tahu itu adalah Naya. Naya tersenyum saat Seno melihatnya, raut wajahnya menggambarkan jika dirinya tidak sedang mengalami kesedihan.
"Kamu baik-baik saja, istriku?!" Seno mengelus kepala Naya dengan raut wajah panik.
"Iya, Seno. Aku sudah lebih baik dari tadi, kamu juga baik, 'kan?!" tanyanya balik.
Seno tersenyum tipis, bahkan senyumannya itu nyaris tak terlihat. "Bagaimana aku baik-baik saja, sayang. Anak kita tak bisa terselamatkan, rasanya hancur saat mengetahui ini." ungkap Seno.
Naya pun meraih tangan suaminya dan menggenggamnya dengan erat, "Seno, maafkan aku, ya. Aku gak nurutin semua ucapanmu, harusnya aku tidak terlalu memikirkan permasalahan yang sedang mendera keluarga kita. Harusnya aku tutup kuping dan membiarkan permasalahan ini berlalu." ucap Naya menyesali perbuatannya.
