"Malah ngetawain kalian, ya." geram Seno yang merasa terpojokkan.
Naya malah semakin terkekeh, "Lagian kamu sering banget ngomong kaya gitu. Awas, itu perutnya. Pas mau tiduran, awas itu perutnya. Pas mau ganti baju, awas itu perutnya. Itu lucu tau, aku juga pasti hati-hati ketika mau berbuat sesuatu." perutnya benar-benar lemah karena tawa.
Karena merasa tidak tahan, Mirna dan Nemi pamit pergi ke dapur. Seno membiarkannya dan ia memang tidak ingin melihat mereka tertawa dengan kelewat batas. "Aku kan khawatir, sayang. Soalnya aku gak tau rasanya itu gimana, pegang aja aku takut." lanjutnya dengan sedikit meringis.
Lagi-lagi Naya terkekeh, kekehan Naya berhasil membuat Mauren berhenti dari tangisnya. Ia menatap Naya dengan bulatan matanya yang berbinar karena air mata, lalu tangannya hanya bisa dimasukkan ke dalam mulutnya yang sejak tadi terbuka.