"Pah, mas." Naya menyalami keduanya tanpa basa-basi. Sang papa yang tidak tahu permasalahan rumah tangga anaknya pun langsung merespon Naya untuk memberikan tangannya, sedangkan Seno terpelohok dan tidak bisa menyangka jika istrinya datang sendiri ke rumah sakit.
"Pah, bagaimana kondisi mama di dalam? Naya sangat khawatir," tanya Naya.
Bram memasang wajah sedihnya, ia pun menjawab jika kondisi ibunya sangat kritis. Tidak terasa air matanya lolos dari dua sudut matanya, Naya yabg melihat itu langsung menenangkannya dan membawanya duduk agar lebih merasa tenang. Seno yang masih berdiri dengan punggung yang sudah tidak menempel lagi hanya bisa menatap saja, ia masih belum menyangka jika Naya datang. Di dalam hatinya semakin yakin jika Naya masih mencintainya, dan ia pun yakin jika Naya memiliki masalah dengan Bianca. Sehingga ia berani untuk kabur.
"Sa-sayang?! Kamu tidak apa-apa?" tanya Seno yang langsung duduk di samping Naya.