Waktu terus bergulir, kehamilan Naya sudah menginjak minggu ke-8 di mana Seno akan merencanakan pengecekan kandungan istrinya ke rumah sakit. Ketika kehamilan Naya sudah semakin terlihat, pencarian pekerjaannya belum juga dihentikan. Ia masih terus berusaha mencari agar dirinya mampu bekerja sendiri tanpa merepotkan suami.
"Naya, besok pagi aku antar kamu ke dokter, ya. Aku juga akan ajak mama dan papa, jadi sepertinya kita ramai-ramai pergi ke sana." ucap Seno saat mereka tengah menyantap makan siangnya.
Naya menatap sang suami setelah kepalanya ditundukkan ke sepiring nasi dan lauk kesukaannya saat ini, sayur bening. Ingin rasanya Naya menolak ajakan suaminya untuk pergi ke dokter secara seksama, tapi ia tidak berdaya. Jika dirinya menunjukkan dirinya sedang marah, bisa-bisa masalah Bianca terbongkar dan ia tidak rela coach-nya kembali menjadi korban. Dengan berat hati Naya mengangguk, mengiyakan ajakan Seno tanpa sedikit alasan.