"Kamu terlalu banyak gombal, Dit. Aku tidak menyukai itu,"
"Terus kamu menyukai cara Seno yang tiba-tiba menikahimu tanpa persetujuan darimu? Apa mungkin sama jika aku yang melakukan itu kamu akan menerimaku dan mencintaiku?" Dito tak terima.
"Dito,"
"Jawab, Nay. Jangan ngeles terus,"
Naya menunduk, ia mengangguk memberi jawaban yang sebelumnya tidak ada di bayangannya. Dito menggaruk peilipisnya yang tidak gatal, ternyata ia kalah berani dari Seno yang selama ini dipandang tidak akan berhasil mendapatkan hati Naya.
"Naya, tapi kenapa waktu itu kamu menolak ajakan aku ketika aku mengajakmu menikah. Apa karena kamu memandangku tidak bisa menafkahimu?" Dito menyelidik.
Naya langsung menggeleng cepat, ia tidak memiliki pandangan seperti itu. Jelas-jelas Naya selalu merasa bahagia ketika berada di dekat Dito, dan Naya pun tidak mempermasalahkan perekonomian Dito.