Seno menghajar pria yang mengenakan pakaian perawat ini, ia tidak memperdulikan di mana dirinya berada karena amarahnya sudah tak dapat dibendung lagi. "Kurang ajar! Perawat tak bermoral, bisa-bisanya lo melakukan hal keji seperti tadi." Seno terus menghantam perut sang perawat, membuat semua orang yang melihatnya menghampirinya dan memisahkannya.
Naya yang masih ketakutan melindungi dirinya dengan selimut rumah sakit, air matanya terus bercucuran seiring dengan ingatan tadi yang masuk ke benaknya. Bagaimana bisa seorang perawat melakukan pelecehan ketika pasiennya sedang beristirahat. Hal ini benar-benar di luar dugaan, Naya tidak bisa berpikir jernih lagi, tatapannya nanar menatap dinding kosong.
