Yunmi menanggukkan kepalanya kembali dengan canggung dan serba salah sendiri.
"Saya… saya pastinya senang kalau punya pacar yang tampan, tapi… saya juga bingung."
"Bingungnya kenapa?"
"Yang jelas orang tampan atau cantik itu punya resiko sendiri kalau dicintai orang lain menurut saya, Dok."
"Contohnya?"
"Rentan diselingkuhi atau ini atau kalau si pacar ini bakalan disukai banyak orang dan terbaka semburu sendiri, itu yang paling susah. Dan satu hal lagi, ini bukan perkara soal pacar, Dok."
"Jadi apa?"
"Perihal seseorang yang kita sukai pun berlaku, ketika kita menyukai seseorang yang amat banyak disukai oleh yang lainnya itu jug salah satu sumber penyakit yang paling sakit."
Rigel paham, ia mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia mungkin juga mengakui hal tersebut.
"Tapi itu kan bukan milikmu."
"Nah itu lagi permasalahannya yang berat, Dok. Justru dengan tidak memiliki sakit juga, mau marah bukan siapa-siapanya, jadi memendam sendiri."