"Kenapa? Kamu memarahi Ibu lagi?"
"Kenapa Ibu jadi seperti ini?"
"Rigel, Ibu berbicara sesuai faktanya."
"Apa Ibu pernah bertemu langsung dengan mereka berdua?
"Ya enggak, tapi kan ini naluri seorang Ibu, Rigel."
"Enggak semua naluri seorang Ibu itu benar, sudahlah Bu. Rigel lebih baik pamit."
Rigel segera meninggalkan rumah Ibunya. Ia kembali ke rumah sakit, rasanya percuma saja dengan Ibunya yang sekarang ini jika terus berbicara bisa pecah kepalanya.
Kondisi Leandra sudah cukup membaik, kini ia lebih banyak melamun dari pada biasanya. Hati siapa pula yang tidak akan hancur. Apalagi ia seorang perempuan yang baru saja bahagia mendapatkan kabar baik kehamilannya, namun dipatahkan oleh pendapat Ibu mertuanya hingga berujung gagal menjaga kandungannya.
Saat ini Leandra memang sudah tidak berada di rumah sakit. Ia sudah pulang, selama beberapa hari Leandra harus benar-benar istirahat di rumah tanpa melakukan apa pun selain berbaring atau kebutuhan lainnya.