Rigel tertawa begitu pula dengan Leandra, meluhat ekspresi kesalnya Andre ini membuat mereka semakin bahagia.
"Lalu siapa lagi yang aku percaya, aku alam bantu Ndre. Ini hanya menggantikan posisi paman saja."
"Enggak ada!" Andre berdiri membawa segelas kopimya yang belum habis keluar ruangan Rigel.
"Jangan lupa gelasnya balikan," masih sempatnya Rigel berkata seperti ini.
Andre sudah enggak menjawab pertanyaan Rigel kembali, ia langsung meninggalkan ruangan tersebut.
"Ini beneran ya?"
"Aku berharap benar, tapi enggak mungkin Andre mau."
"Kamu ini, lihat sahabatmu itu marah."
"Biarlah."
"Nanti kamu enggak akan ditegur lagi, gimana hayo?"
"Lea, persahabatan laki-laki berbeda dengan perempuan."
Leandra hanya nyengir saja, tidak lama setelah itu mereka pun pulang ke rumah.
Saat perjalanan ke mobil, tiba-tiba saja Leandra menggandeng lengan Rigel. Mereka lengket sekali bak perangko.
"Tiba-tiba?"
"Kan orang sudah tahu juga," jawab Leandra enteng.