"Enggak kok, aku takut kamu marah."
"Kenapa kamu pikir aku marah?"
"Ya kamu enggak nyuruh aku masak tuh, aku kira kamu marah sampai enggak mau suruh aku."
Rigel hanya tersenyum saja, ia tetap menaruh piring kosong untuk Leandra, ia bangkit kembali dan membawa minum tidak hanya untuk dirinya sendiri, akan tetapi Leandra juga.
"Karena itu kamu kira aku marah?"
Leandra menganggukkan kepalanya pelan.
"Kamu itu istri, bukan pembantu atau pesuruh, selagi aku bisa melakukan sendiri ya aku lakukan. Kalau memang tidak bisa baru aku minta tolong."
"Maaf kalau gitu."
"Lapar lagi enggak? Makan saja temani aku."
Leandra menggelengkan kepalanya dengan bibir terkunci.
"Sekarang kamu yang marah?"
"Nanti aku gendut kalau makan malam," Leandra menjawab spontan lalu mengerucutkan bibirnya, nqmun pandangannya tidak lepas dari masakan yang Rigel sajikan.
Mendengar jawaban Leandra, Rigel tertawa dan memberikan masakannya di atas piring yang sudah berada di depan Leandra.
