"Apa? Mau bandingkan aku lagi? Iya?"
"Enggak. Maksudku redam dulu emosinya, jangan begini."
"Kenapa? Kamu takut ketahuan? Oh jangan-jangan nih ya panggilan malam, kerja sampai enggak pulang itu karena dia?"
"Aku memang benar-benar kerja Lea, enggak main perempuan sama sekali. Kamu jangan begini."
Leandra kesal hingga menangis seperti itu.
Rigel menghela napasnya. Ia tidak tahu apa yang sedang ia lakukan sekarang, rasanya menjadi kesal.
"Lea sekarang dengarkan aku dulu, aku enggak selingkuh dari kamu bahkan enggak pernah bertemu dia lagi."
"Maksud perempuan itu apa?"
"Aku enggak tahu sama sekali, bahkan kontaknya saja enggak punya. Lea tolong sudah dulu marahnya, aku enggak mau marah atau bentak sama kamu."
Leandra berdecih kesal, ia benar-benar sudah tidak mau lagi mendengarkan alasan apapun dari Rigel.
"Sudahlah aku capek sama kamu!"
Rigel memijit-mijit keningnya.
Buk!
Sebuah Bantal mendarat kasar di dada Rigel yang bidang tersebut.