"Pasti bahagia, lihat senyum Rigel saja sepertinya kalian baik-baik saja."
"Apaan, memang dia mah hobi senyum, Ayah."
"Tuh kamu saja tahu kebiasaannya 'kan."
Leandra terdiam saja seraya menahan senyumnya.
"Weis ada kakak tersayang aku nih, hei Bang," ucap Leonal yang baru saja tiba ke rumah.
"Dari mana kamu?"
"Biasa."
"Futsal pasti."
Leonal hanya nyengir saja.
"Maaf ya Ayah Ibu, baru bisa ke sini."
"Enggak apa-apa, Ibu juga paham pasti sibuk."
Leandra ke dapur dan disusul oleh Leonal.
"Kak."
"Hmm ngapa?"
"Gimana aman?"
"Apanya?"
"Itu kehidupan kakak? Kok enggak pernah ngeluh?"
"Seneng ya kalau kakak ngeluh?"
"Ya kagak, makanya itu tanya. Enggak bohong 'kan?"
"Iya Leonal, aman kok."
"Syukurlah, aku takut kakak enggak berani ngeluh lagi karena sudah jauh."
"Semoga saja jangan ngeluh, capek ngeluh. Eh tahu enggak kalau Adrian itu sudah nikah?"
"Tahu, kakak nangis?"
Leandra terdiam.