"Narendra!"
Handoko masuk kedalam ruangan Naren dengan wajah merah penuh luapan amarah yang tampak jelas disana. Naren dan Devan sontak bangkit dari duduknya setelah mendengar suara Handoko yang menggelegar diruangannya. Ardi yang berjalan dibelakangnya menggelengkan kepala memohon maaf kepada Naren karena tidak bisa menghalangi Handoko masuk kedalam ruangan Naren. Naren menganggukan kepala mengisyaratkan tidak masalah kepada Ardi.
Ya. Setelah menyelesaikan urusan ranjang dengan sekretarisnya dan memberikan pelajaran kepada istrinya, Handoko langsung terbang ke Jakarta di hari yang sama ketika Naren menghancurkan perusahaannya. Handoko langsung menuju kantor Naren ketika tiba di ibukota.
Brak!
Handoko menggebrak meja kerja Naren dengan sangat keras. Naren, Devan dan Ardi berjungkit ketika mendengar suara gebrakan meja.
"Apa yang kamu lakukan ke perusahaan saya?" tanya Handoko dengan mata menyalang
Naren tersenyum miring mendengar pertanyaan yang dilontarkan Handoko kepadanya.