"Ada yang mau kamu ceritakan Narendra?" Pertanyaan mamanya menghentikan langkah Narendra menuju ke kamarnya dilantai dua
Naren menghampiri mama Dera dan duduk disebelah mamanya. Naren meraih tangan mamanya lalu menggenggam telapak tangan mama Dera erat.
"Maafkan Naren, ma.." ucap Naren mencium telapak tangan mama Dera yang berada dalam genggamannya
"Maaf untuk?" tanya mama Dera dengan penasaran melihat sikap Naren
"Naren sangat melukai hati Kanaya, ma."
Mama Dera menghela nafas kasar. Semua sudah seperti prediksinya tadi saat melihat tersirat kesedihan dan luka yang dalam dimanik mata Kanaya. Tidak mungkin luka yang tertoreh kamu itu tidak dalam dan tidak membekas dengan manik mata Kanaya yang tampak sendu dan memendam kebencian ke Naren.
"Kamu harusnya minta maaf ke Kanaya. Bukan ke mama."
"Naren sudah pernah meminta maaf ke Kanaya dan mencoba menjelaskan ma, namun Kanaya tidak mau mendengar penjelasan dari Naren."