"Kami telepon siapa Arion?"
Arion terkesiap ketika mendengar suara papanya lalu Arion mengalihkan perhatian ke arah Devan yang kini berada di sampingnya.
"Arion telepon Adi Papa. Arion tanya ke Adi latihan basket hari ini bagaimana. Arion kan tadi tidak ikut latihan basket Papa," kilah Arion sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kirain telepon pacar Arion. Padahal Papa senang kalau kamu sudah punya pacar." Devan sengaja menggoda Arion.
"Apaan sih Papa. Arion tidak mau pacaran. Arion masih sekolah. Arion maunya cari calon istri nanti Papa, bukan pacar," tukas Arion
Devan menepuk bahu Arion dengan pelan sebelum masuk ke kamar inap Kayra, "Good boy. Papa bangga sama kamu, Arion. Papa masuk dulu iya kamu jangan terlalu lama di depan, angin malam tidak bagus buat kesehatan kamu," sambung Devan lalu pergi meninggalkan Arion masuk ke kamar inap Kayra setelah FaArion membalas ucapannya.
"Iya Papa. Terima kasih," balas Arion.