"Sayang.. Apa kamu bahagia?" tanya Devan menghampiri sang istri yang sedang duduk sembari menonton tayangan di televisi.
Kania menautkan kedua alis mendengar ucapan sang suami. Tatapan tidak bisa diartikan dari Kania ditujukan kepada sang suami. "Apa maksud mas?"
Devan mengangkat kedua sudut bibir membentuk lengkungan seperti bukan sabit. "Apa kamu bahagia menikah dengan mas?"
"Kenapa mas bertanya seperti itu?" bukan menjawab pertanyaan dari sang suami. Namun Kania melontarkan pertanyaan balik kepada sang suami.
"Tidak apa-apa Kania. Mas hanya ingin tahu saja. Mas takut belum bisa membahagiakan kamu. Apalagi kan mas yang memaksa kamu untuk menikah dengan mas. Jadi mas takut kamu merasa terbebani dengan pernikahan kita ini," sambung Devan.