Suara riuh luncuran kembang api di langit malam menenggelamkan ucapan Juan. Kalimat terakhirnya bersamaan dengan letusan indah kembang api yang dibunyikan beberapa orang. Hal itu membuat fokus Ines teralihkan sehingga tak sempat mendengar ucapan terakhir Juan.
Namun, pria itu tetap tersenyum meski ia tau Ines tak mendengarnya. Tak apa, ia masih punya banyak waktu untuk mengatakannya.
Juan masih diam, menatap cintanya yang memandang takjub pada pancaran kembang api yang belum juga habis.
"Maaf-maaf. Tadi kembang apinya bagus banget sampai nggak merhatiin kamu. Kamu bilang apa tadi?"
Juan menggeleng lemah. "Nggak ada kok."
Ines mengiyakan lantas mengajak Juan membeli sate di dekat mereka. Rupanya Ines lupa dengan pertanyaannya yang tadi.
Euforia pasar malam menciptakan suatu hal bagi keduanya; mengadakan yang tiada dan meniadakan yang ada.
****
Ines masuk ke dalam mobil Juan dengan pria itu membukakan pintu untuknya.