Sekuat tenaga Disha menyingkirkan tangan bosnya yang ia yakini telah menghapus lipstik paripurnanya. Haha, dan memang benar, kini warna bibirnya sedikit memucat sontak Disha menggerutu.
"Ck. Makanya mulut kamu tuh dijaga kampret!" omel Ines saat Disha kembali memoles bibir dengan gincu.
Tak lama setelahnya, asisten itu ngibrit ke depan bus di samping sopir untuk karaokean bersama salah seorang pria di sana.
Ya ya, baru-baru ini Ines tau bahwa Disha punya suara yang lumayan, yah tak buruk-buruk amat dibanding dirinya.
Dua lagu terlewati dengan Disha sebagai penyanyinya yang menghibur seluruh crew dan anggota dalam perjalanan ini. Ines tak begitu menghayati, matanya masih stuck menatap ke luar jendela bus. Meski yang dijumpai hanya rerimbunan pohon-pohon tinggi dan tebing bebatuan, namun ia menikmatinya. Lama juga tak eksplor alam.