Saga tertawa. "Maka lakukan aja apa yang ada di pikiranmu, Sweetie. Tak perlu menungguku bertanya lebih dulu."
"Ah- percuma. Kamu emang nggak peka," Ines menyingkirkan rangkulan Saga dari pundaknya.
Tapi Saga lebih dulu mengencangkan rangkulannya sebelum Ines berhasil menyentaknya.
"Dengar," ujarnya setengah berbisik. "Aku percaya. Aku hanya merespon singkat karena terkejut tapi tak aku tampakkan. Aku pikir itu bukan masalah. Lagi pula, aku lega mendengarnya bila memang kamu tak bermaksud mengabadikan bekas kecupan Juan. Jangan merajuk, baikan aja."
Ines memilih bungkam dan tak merespon barang satu anggukan atas pernyataan Saga. Ia menurut saja ketika Saga membawanya berjalan menyusuri jalan setapak sembari memandang keindahan yang disuguhkan Barusen Hills Ciwidey.
"Kamu tau, dulu aku dan Clara pernah mengitari taman bunga ini. Pada saat itu belum seindah sekarang sih."
****
"Kapan kamu mengizinkanku berkunjung ke Las Vegas?"