Belum selesai menyanggah, ponsel Ines bergetar menandakan ada pesan masuk di notifikasinya. Ah, ternyata dari karyawan catering.
"Aku di suruh ke bawah. Katanya ada customer yang mau ketemu sama aku. Udahlah kita udahan aja, ayo turun ke bawah!"
Juan tertawa sumbang. "Aku menerima permintaan mama itu pada saat masuk dunia kuliah, waktu awal-awal kenal Dea. Lagi pula, kenapa jadi memutar balikkan fakta begini? Bukankah kamu yang sepertinya selalu bilang ingin berhenti sampai sini?"
Ines tertunduk. Sejujurnya ia tak mau kisahnya selesai. Tapi ia pikir kembali apa kata Disha. Cinta terhalang restu sulit ditembus. Apa lagi sudah disediakan pilihannya. Dan saingan Ines ini tak main-main, seorang dokter cantik yang pastinya berasal kalangan atas yang penuh kasih sayang serta memiliki intelektual tinggi.
Tak seperti dirinya yang sudah tiada orang tua, hanya tamatan SMA pula.
Ah, malah jadi social shaming begini.