Suara gerbang dibuka membuat Disha berhenti dengan aktivitasnya. Itu pasti Saga dan bos cantiknya.
Ia kembali fokus untuk membuat beberapa lampiran serta mengurus berkas sebagai penunjang tawaran kontrak dari brand pakaian ini.
Hari sudah sore, dan Disha belum mandi sejak pagi tadi. Haha, salahkan saja film semalam yang membuatnya begadang hingga bangun kesiangan dan tak sempat mandi.
"Kamu kok nggak bilang kalau nggak bisa jemput aku? Mana main nyuruh Saga segala lagi." Gerutu Ines mendaratkan bokongnya di sofa.
"Aku ndak nyuruh Mas Saga, dianya yang menawarkan diri buat jemput kamu. Jadi yaudah aku iyain aja, tau sendiri kan orangnya kayak gimana?" Gumam Disha lirih, takut bila Saga yang sedang di pantry itu mendengar ucapannya.
"Emang sesibuk itu, sampai ngasih tau aku aja nggak sempat?"
Disha berdecak sebal. C'mon, Ines ini tak tau betapa susahnya ia mengurus segala keperluan bosnya satu ini yang makin kesini makin banjir tawaran kerjasama.
