Ines menghentakkan kakinya keras. Ia dongkol bukan main atas penuturan pria angkuhnya barusan.
Bisa-bisanya si gay itu mengejek bentuk tubuhnya. Pakai sok ngatur untuk tak berpakaian ketat. Tak tau saja ia bahwa tubuh langsing inilah yang membuat barisan para mantan sukar move on darinya.
Oh- betapa sombongnya gadis ini.
Satu panggilan masuk menghiasi layar ponselnya. Ah, si manis kesayangan Ines.
My Bf♡
Ines berdecak sebelum memutuskan untuk menerima panggilan itu.
"Sayang, maaf aku baru sempat memberi kabar. Semalam terlalu lelah mengurus beberapa berkas dari klien. Bahkan aku sampai rumah jam 11 malam dan langsung tertidur. Kamu tau kan klienku yang ini ribetnya minta ampun? Jadi, cukup menguras waktu, tenaga, dan pikiranku."
"Seberapa hebat klienmu hingga berhasil mengusirku dari pikiranmu?" sungut Syahla minta penjelasan.
"Sayang, please. Jangan marah dulu, tadi--"