Ia pun menyambung kembali kalimatnya. "Udah cepet ngomong, apa yang harus gue lakuin biar nggak jadi babu lo lagi?"
"Yakin?"
"Iya anjir. Cepet!"
"Pura-pura jadi pacar gue di depan nyokap gue."
Deg!
*Flashback Off*
****
"Valdo, Mama mau keluar dulu sebentar ke rumah temen Mama. Nanti kamu tidur duluan aja nggak usah nungguin Mama, ya?"
"Mau kemana? Kok tumben malem-malem?"
"Ada pokoknya, sayang. Nanti kamu jangan tidur kemaleman ya?"
"Yaudah deh. Iya Ma, hati-hati."
Pintu kamar Valdo ditutup kembali olah Tamara, setelah wanita paruh baya itu mengangguk seraya tersenyum pada putranya.
Pikiran Valdo masih bergulat dengan apa yang terjadi sore hingga menjelang malam tadi.
'Kenapa reaksinya biasa aja ya? Di luar dugaan banget.'
*Flashback On*
"Pura-pura jadi pacar gue di depan nyokap gue." ucap Valdo datar, tetapi sejujurnya ia kepo dengan reaksi gadis di depannya ini.
Zizi memicingkan matanya sejenak, sembari menatap kedua bola mata Valdo.