"Aku...."
"Sudah, tak perlu dilanjutkan," ujar Saga telak. Cekalan tangannya sudah ia lepas.
"Dari caramu menjawab yang begitu kesulitan aku sudah bisa menyimpulkannya sendiri. Rupanya sudah, ya? Haha, lagi lagi aku kalah curi start," kekehnya sumbang.
Oh- betapa malangnya.
Saga memalingkan wajahnya. Ia tak ingin menatap mata indah yang tadi begitu ia damba.
"Saga...."
"Rupanya kamu tak mau aku cium karena masih ada bekas ciuman pria lain di bibirmu, ya? Bekas ciuman romantis dari mantan pacarmu itu. Ah- aku tau sekarang. Apakah penolakanmu terhadapku itu karena kamu tak ingin bibirku menjadi penghapus bagi saksi percintaan kalian yang pernah membekas di bibirmu?"
Oh my god! Betapa terlukanya hati pria itu. Meski Saga tak menatap wajah Ines, tapi si wanita mampu membacanya. Ekspresi pria itu yang terluka, pilu dalam bisu. Mencoba baik-baik saja pada tawa sumbang yang ia hantarkan.