"Tapi kita di dalam kamar hotel, Sweetie. Tak ada yang melihat kita begini," elaknya.
Ines memejamkan mata ketika merasakan perutnya yang ramping dilingkari kedua tangan Saga dari belakang.
Posisi mereka sudah dekat sekali.
"Saga, kamu jangan berani macam macam sama aku, ya. Atau--"
"Tidak akan," potong Saga cepat. "Kalau pemerkosaan yang kamu khawatirkan, baiknya kamu tenang saja karena aku tak akan melakukannya. Aku masih waras dengan menjaga kehormatan wanita yang aku cintai. Tak mungkin aku merusaknya sebelum ada ikatan yang sah hanya demi kepentinganku pribadi."
Ugh... manis sekali.
Tapi Ines tak boleh lengah dan terbuai begitu saja dengan rayuan maut pria ini. Bagaimana pun juga, perilaku keduanya tak dapat dibenarkan.
"Apa kamu nggak merasakan hal yang sama, Nes?"
"Merasakan apa?"
"Merasa tenang dan nyaman kalau lagi sama aku."