Saga terkekeh lalu menatap netra wanita itu. "Sebenarnya kamu nggak perlu memusingkan hal-hal semacam itu. Karena aku nggak pernah bilang sama Mama maupun Papa tentang apa yang terjadi dengan hubungan kita kemarin. Well, tentang aku dan kamu yang sempat ada konflik."
Saga tersenyum tulus. Ah, pria ini makin hari makin meresahkan saja. Apakah Ines masih betul-betul akan mengabaikannya? Tapi hingga kapan?
"Apa? Jadi kamu nggak bilang apapun ke mereka?" teriaknya tanpa sadar.
"Ssttt, nggak perlu kaget berlebihan, Sweetie," kata Saga seraya menempelkan telunjuknya di delan bibir si wanita. "Aku yakin mereka akan menyambut kedatangan kamu seperti sedia kala. Bahkan semalam waktu aku memberi kabar bahwa aku akan ke sana denganmu, mereka sudah begitu antusias. Mama bilang dia sudah sangat rindu sama aku dan kamu karena lama nggak ketemu. Dan karena kesibukannya juga dia jadi jarang bisa memberi kabar selama aku di sini. Yah, kamu juga sempat ganti nomor waktu itu, kan?"