Ines bergelayut di lengan Saga. Menyaksikan jalanan dengan damainya.
Tak ingin berdebat lebih lama, Ines menarik bibirnya hingga nembentuk guratan yang amat manis di mata Saga.
"Ya udah, aku percaya sama kamu."
Saga meraih pundak wanita itu untuk bersandar di sebelahnya. Ines tak lagi marah kalau berdekatan dengan Saga. Ya mungkin wanita itu sudah merasakan kenyamanan saat berada di sekitar pria yang betul-betul menerimanya dengan hati terbuka tanpa banyak menuntut.
"Jadi sekarang kita gimana, Nes?" tanya Saga setelah beberapa saat keduanya terdiam.
"Gimana apanya?"
"Ya... kita kan baru aja mengungkapkan kegelisahan dan kegundahan masing-masing. Kamu udah terbuka sama aku dan aku memberikan respon positif bahwa aku nggak mempermasalahkan hal-hal yang kurang dalam diri kamu. Malah aku menganggapnya sebagai suatu hal yang positif."
