Ines menggedikan kedua bahunya. Ia mau nurut-nurut saja, toh ia merasa bila merespon hal-hal konyol hanya akan buang-buang waktu.
Saga menolehkan kepalanya ke wanita itu. Wanita yang matanya masih enggan beranjak dari danau. Ditatapnya kulit putih mulus yang senantiasa membuatnya mabuk kepayang dari dulu hingga sekarang. "Kamu apa nggak kangen aku, Nes?"
Entahlah, Saga pun tak tau kenapa ia bisa meluncurkan kalimat itu.
"Pengen banget aku kangenin?" sahut wanita itu menolehkan wajahnya ke arah Saga dengan mengangkat sebelah alisnya.
"Ya pengen lah. Pengen banget malah, itu sih kalau kamu mau."
"Kamu mestinya tau setelah apa yang kualami kemarin. Dan akibat dari hal itu aku jadi malas buka hati."
"Jangan bilang kayak gitu! Jangan berikan aku lampu merah padahal aku aja belum ambil start."
Mungkin analogi lainnya seperti: memberikan kartu kuning padahal belum main.
Ya, hati siapa yang tak terluka bila nasibnya seperti Saga? Baru juga memulai, udah diminta selesai, haha.