"Kenapa diam, Juan? Aku bertanya, kamu ingin aku menjawab seperti apa?"
"Aku ingin kamu menjawab sesuai bagaimana pendapatmu. Bukan bertolak ukur pada jawaban yang aku harapkan," kata Juan tegas tanpa menolehkan kepalanya ke si wanita yang kini menatapnya.
Dea menghela napasnya berat. Ia memandang ke bawah, pada taman hotel yang banyak staf berlalu lalang membersihkan acara mereka tadi.
"Kalau kamu bertanya perihal itu maka tanggapanku adalah, tidak ada orang yang akan bahagia kalau dia menjalin ikatan dengan orang yang tidak ia cinta. Hatinya tak akan pernah bisa bohong, mungkin sebagian orang bisa memalsukan wajahnya agar terlihat pura-pura bahagia padahal hatinya terpaksa. Dan aku tahu kamu salah satunya."
Sekali lagi, Dea adalah sosok wanita yang pengertian, baik hati, lapang dada, tapi hal itu tak cukup membuat Juan untuk bisa mencintai wanita ini.
"Kenapa kamu tak pernah berusaha untuk mencoba melepaskanku?"
Dea menautkan kedua alisnya. Apakah ia salah dengar kali ini?