"Ada apa, Nes? Kenapa kamu bisa sampai seperti ini? Coba cerita barangkali dengan kamu cerita perasaanmu bisa sedikit lebih lega."
Wanita itu masih betah dengan tangisannya. Ia tak kunjung membuka suara untuk menjelaskan apa yang terjadi. Sementara Reinal kebingungan sendiri untuk menenangkan wanita ini. Sebelumnya ia tak pernah melihat Ines sebegitu terpuruknya.
Ada apa dengan wanita itu? Ia sibuk bertanya-tanya.
Reinal semakin erat mendekap Ines dalam pelukannya. Ia elus kepala wanita itu dengan sayang sesekali dikecupnya rambut hitam legam terurai yang kini tampak kacau berantakan.
"Dia ke sini," ucap Ines terbata dengan suara khas orang menangis yang masih sesenggukan.
Rinal mengernyit. "Maksudnya? Dia siapa, Nes?"
"Dia datang... dia menemuiku tadi. Dia bahkan membawa buku karyaku dan meminta tanda tanganku. Dia ikut mengantre, di sepanjang acara dia mendengarkanku berceloteh sejak tadi pagi dan dia menjadi pengunjung terakhir yang bukunya aku tanda tangani."