Belum sampai pada pintu keluar, ia menangkap seseorang yang juga tengah ziarah ke salah satu makam di dekat gapura sana. Ines merasa tak asing dengan orang itu. Didekatinya pelan, semakin dekat Ines semakin yakin bahwa dugaannya kali ini tak salah.
Seorang pria yang ia kenal. Yang ia yakini adalah...
"Reinal?"
Yap! Si pria itu menolehkan kepalanya ke arah sumber suara.
Ah, ternyata benar, batin Ines.
"Hai!" sapa Ines lebih dulu.
"Ah- hai, Nes. Kamu... habis takziah ya?"
Duh, kenapa bertanya pula peselancar satu ini?
"Iya."
Reinal mendekati Ines. "Uhm- aku habis ziarah ke makam sepupu," memberitahu meskipun tak ada yang bertanya.
"Oh, iya," jawab Ines.
Sungguh ia tak tahu harus menanggapi yang bagaimana. Sebab hubungan mereka saat ini terlihat canggung satu sama lain.
"Kamu apa kabar?" tanya Reinal setelah Hening sekian detik.
"Oh- aku baik-baik aja kok. Kamu?"
"Ya beginilah, seperti yang kamu lihat. By the way, berapa lama yang kita nggak ketemu, ya?"