Disha melihat ngeri pemandangan di depan sana. Kupingnya panas di dalam kamar saat ucapan-ucapan bak pasutri cekcok memasuki indra pendengarannya. Ia mengintip dari balik pintu kamarnya, karena posisi ruang TV yang hanya bersekat rak hiasan saja, Disha bisa dengan mudah melihat kedua orang itu tanpa keluar dari kamar.
Si model pria temperamental itu kumat lagi. Ia meletup-letup bak bubur di sedang dimasak. Memaki Ines seenak jidat tanpa berpikir perasaan wanita itu. Kalau menurut Disha, Ines di sini tak salah. Bosnya itu mengaku bahwa ia telah mencintai Juan. Terlepas hal itu benar atau tidak, Ines memiliki hak sepenuhnya untuk melabuhkan hatinya pada siapa. Dan di sini Saga tak terima dengan kenyataan itu.