Saga menyesap puntung rokoknya dalam-dalam. Udara malam hari di Bandung kali ini cukup dingin. Lumayan ganas sampai menembus kulitnya yang tertutup rambut halus hingga tubuhnya menggigil.
Satu kepulan asap rokok dengan kabut tebal keluar dari mulutnya. Di tempat favoritnya, balkon kamar di rumah kedua orang tuanya. Tak ada Shaka kali ini, bocah tengil adik Saga itu tengah main game di rumah teman kuliahnya katanya. Kendati demikian, ia tak sendiri. Saga berteman dengan rokok, korek, kopi, bulan, bintang, dan pikiran-pikiran liarnya. Ralat- bukan liar, tapi kecamuk abstrak yang entah disebut apa. Penampilannya masih rapi, ia masih merawat badannya dengan sesekali berolahraga di fitness-nya sendiri.
Otaknya tengah memutar memori manakala informannya mengirimkan email berisi data diri Juan lengkap dengan hubungan pria itu bersama Ines.