Juan berdeham sebelum berujar. "Nes, kamu... nggak lagi sariawan, kan?"
Oh my gosh! Pertanyaan bodoh macam apa yang dilontarkan pria ini? Jelas-jelas tak sesuai dengan asumsinya tadi.
"Hah?" Ines gelagapan karena sebelumnya bengong menatap jendela pesawat. "Uhm, nggak kok."
Juan bingung sendiri. Ia harus apa lagi? Masa dirinya harus melontarkan asumsi vulgarnya tadi? Ah, ia masih punya malu. Ia menggaruk dagunya sebentar. "Kamu... marah sama aku?"
"Nggak."
Tuh kan. Singkat, padat, dan jelas seperti poin-poin dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
Juan menggenggam kedua tangan Ines yang teronggok di atas pahanya. "Nes, kalo aku ada salah aku minta maaf. Kalo kamu merasa kemarin kita yang...-"
Yang apa? Juan bingung memilih kata yang tepat.
"...yang kita lakukan di mobil itu buat kamu jadi risih, aku minta maaf yang sedalam-dalamnya. Aku nggak bermaksud untuk tidak menghargai kamu sebagai wanita, tapi--"