Renjana menopang dagu dengan kedua tangannya di atas meja makan. Perempuan itu memperhatikan dengan seksama bagaimana Naraya bergerak dari belakang sini.
"Kakak kayaknya ahli banget masak mi." gumam Renjana pelan. Perempuan itu kemudian melirik si kucing putih yang duduk di atas meja dengan mata yang terus mengawasi Renjana.
"Apaan lihat-lihat!" teriak Renjana marah.
Naraya membalikkan badannya dengan raut bingung. "Siapa yang lihatin kamu?"
Kening Renjana bertaut marah. "Itu! Kucing Kakak tuh! Nyebelin banget mukanya!"
Bibir Naraya terbuka dan membentuk huruf o tanpa suara. Perempuan itu tidak menjawab, tapi dia tahu pasti apa yang dipikirkan Renjana mengenai Poppy. Sebenarnya tidak hanya Renjana saja yang berpikir Poppy itu sedikit istimewa dari kucing-kucing lainnya, Naraya awalnya juga merasa begitu. Tapi karena sudah terlanjur sayang dan membutakan Naraya, ya Naraya tidak masalah. Toh, Poppy itu pintar dan tidak menyusahkan dirinya sama sekali.