Sakha tak henti-hentinya tertawa. Matanya sampai berair, dan perutnya terasa tegang, tapi dia tidak bisa berhenti tertawa kalau Naraya dan Renjana tidak mau membersihkan wajah mereka.
"Kalian..." Ucapan Sakha terhenti karena dia belum bisa menghentikan tawanya. "Kalian cuci muka dong..."
Naraya mendelik sinis. "Enggak, kami masih main." Tekad untuk mencoret wajah Renjana sampai penuh belum musnah, pokoknya sore ini juga Naraya harus menuntaskan balas dendam.
Sementara Renjana, perempuan itu sudah tampak sangat bosan. Punggungnya sudah pegal duduk terus. Dia ingin merebahkan tubuhnya yang lelah. "Kak... udahan, dong. Aku capek..."
Naraya menggeleng tegas. "Tiga ronde lagi!"
Permainan dimulai. Lagi. Dengan wajah jengah, Renjana menuruti Naraya. Gila ya Naraya kalau sudah penuh ambisi begini. Renjana langsung tepar dibuatnya. Sungguh, Renjana hanya ingin membuang papan congklak ini agar Naraya tidak mengajaknya bermain lagi.