Chapter 45 - A Hope

Fauzan membereskan semua peralatan di tempat latihan bersama Dicky. Pagi ini, Fauzan merasa tidak bersemangat sama sekali. Kejadian yang sudah terjadi, membuatnya merasa lemas dan sedikit tertekan. Dicky memperhatikannya.

"Ada apa, Zan?" tanya Dicky pada Fauzan yang nampak murung. Memang sepertinya Fauzan terus membantu Dicky untuk membersihkan peralatan di tempat latihan, tapi rasanya dari tadi pandangan matanya hanya kosong dan setengah melamun.

"Apa kau masih tidak bisa menebak apa yang sedang terjadi padaku?" Fauzan justru balik bertanya.

"Aku tahu. Ini pasti sangat sulit bagimu. Harus mencari donatur dana di saat-saat genting seperti ini. Juga, masih harus berurusan dengan pak Doni. Tapi, aku tidak bisa berkata hal lain selain kau pasti bisa mendapatkan donatur dananya," ungkap Dicky pada Fauzan.

Fauzan terdiam sesaat. Semua yang dikatakan Dicky padanya memang benar. Masalah-masalah yang berhubungan dengan turnamen.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS