Untuk sesaat Farel masih diam dan mencerna situasi, tapi setelah dirinya sadar pria itu membulatkan matanya karena benar-benar tidak menyangka jika dirinya disambut oleh suara laknat adik iparnya itu, Farel lantas menghentakkan kakinya dan pergi dari ruangan tersebut setelah menyimpan dokumen yang membutuhkan tanda tangan Rangga sambil mengumpat kelakuan bos serta asistennya tersebut.
"Bocah itu, bisa-bisanya dia lakukan hal itu di kantor. Untuk yang masuk itu aku! Bagaimana jika karyawan lain? Jika bukan bos ingin rasanya aku pukul kepala pria itu! Tidak peduli jika dirinya bos sekalipun, aku tidak akan memakai status sebagai sekretaris lagi ketika melakukan hal itu melainkan berlaku sebagai kakak iparnya.
Setidaknya jika ingin bercinta di dalam ruangan, pasang dulu alat peredam suara supaya ruangannya kedap suara." Farel terus saja mengoceh sejak keluar dari ruangan Rangga tidak biasanya pria itu melakukan hal tersebut.
