Sementara di sekolah Rangga pemuda itu menghela napas panjang ketika melihat loker miliknya lagi-lagi dipenuhi dengan berbagai surat, coklat, dan hal-hal yang lainnya.
Rangga sudah benar-benar merasa bosan melihat pemandangan yang sama setiap hari ketika membuka loker miliknya, tidak jarang dirinya memberikan bingkisan-bingkisan tersebut kepada teman-temannya yang lain atau bahkan mungkin Rangga juga membuangnya ke tempat sampah tanpa membuka lebih dulu isi dari bingkisan yang ada di dalam lokernya.
"Ya Tuhan, apa mereka semua tidak lelah terus-menerus melakukan hal semacam ini?" Rangga lalu mengumpulkan bingkisan tersebut dan membuangnya, dia berdecak kesal karena bukannya berkurang apa yang mengisi lokernya setiap hari justru semakin bertambah.
"Apa aku harus bertukar loker dengan Gio?" sungutnya sambil terus memindahkan bingkisan-bingkisan tersebut ke dalam tong sampah.