Rafael menatap ibunya dengan mata sembab, dia tidak sanggup jika harus berterus terang mengenai masalah yang sebenarnya terjadi. Dia bungkam serta bingung dengan apa yang harus dirinya lakukan.
"Katakan, Rafa!" tuntut Risa pada putranya.
Rafael justru semakin menangis, dia benar-benar tidak sanggup jika harus mengatakannya.
"Lisa ... Lisa korban penusukan orang, Ma!" Rafael tergagap.
"Bagaimana bisa?" Risa masih belum mengerti, menurutnya bagaimana mungkin ada aksi kekerasan bahkan kejahatan seperti itu di area rumah sakit.
"Lisa melindungi temannya yang dulu satu profesi dengannya, tadi juga dokter mengatakan jika kondisi Lisa memang lemah dan tidak boleh stress serta banyak pikiran. Aku berencana mengajaknya pulang tapi akhirnya hal di luar dugaan seperti ini pun terjadi." Tangis Rafael kembali pecah, Risa memeluk putranya dan berusaha untuk menenangkan Rafael.
